Menerapkan Model Pembelajaran Learning Starts With A Question (LSWQ) di Kelas
Pendidikan modern semakin menyadari pentingnya menumbuhkan kemandirian berpikir dan rasa ingin tahu pada peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang sangat efektif untuk mencapai tujuan ini adalah Learning Starts With A Question (LSWQ), atau Pembelajaran Dimulai dengan Sebuah Pertanyaan. Model ini menempatkan pertanyaan, yang seringkali berasal dari siswa itu sendiri, sebagai inti dari proses pembelajaran. LSWQ bukan sekadar metode, melainkan sebuah filosofi yang mengubah dinamika kelas dari penyampaian informasi satu arah menjadi eksplorasi kolaboratif yang dipimpin oleh rasa ingin tahu.
Mengapa LSWQ Penting?
Dalam lingkungan pendidikan tradisional, guru seringkali menjadi sumber utama pengetahuan, dan siswa berperan pasif sebagai penerima. Pendekatan ini, meskipun memiliki kelebihannya, terkadang gagal merangsang pemikiran kritis, kreativitas, dan keterampilan memecahkan masalah. LSWQ hadir untuk mengatasi keterbatasan ini dengan:
- Meningkatkan Keterlibatan Siswa: Ketika siswa mengajukan pertanyaan mereka sendiri, mereka merasa memiliki proses belajar dan lebih termotivasi untuk mencari jawabannya.
- Menumbuhkan Berpikir Kritis: Siswa diajak untuk menganalisis, mengevaluasi, dan mensintesis informasi untuk menjawab pertanyaan kompleks.
- Mengembangkan Keterampilan Inkuiri: Mereka belajar cara merumuskan pertanyaan yang baik, mencari informasi, dan menyajikan temuan.
- Memperdalam Pemahaman Konsep: Pembelajaran tidak lagi hafalan, melainkan pencarian makna yang mendalam.
- Membangun Kolaborasi: Banyak pertanyaan memerlukan diskusi dan kerja sama antar siswa untuk menemukan jawaban.
Prinsip Dasar LSWQ
Model LSWQ didasarkan pada beberapa prinsip utama:
- Berpusat pada Siswa: Siswa adalah agen aktif dalam pembelajaran mereka, bukan sekadar objek yang diajar.
- Inkuiri sebagai Pendorong: Rasa ingin tahu dan pertanyaan adalah mesin yang menggerakkan seluruh proses pembelajaran.
- Fleksibilitas: Pembelajaran tidak selalu linear; jalur eksplorasi dapat berubah seiring dengan pertanyaan baru yang muncul.
- Otentisitas: Mendorong pertanyaan yang relevan dengan kehidupan siswa dan dunia nyata.
- Peran Fasilitator Guru: Guru bergeser dari penyampai informasi menjadi pembimbing, fasilitator, dan pendukung.
Langkah-langkah Menerapkan LSWQ di Kelas
Menerapkan LSWQ memerlukan perencanaan dan adaptasi. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diikuti:
1. Persiapan Guru: Menciptakan Lingkungan yang Kondusif
- Pilih Topik atau Tema Luas: Mulailah dengan topik yang cukup luas dan menarik yang memiliki potensi untuk memunculkan banyak pertanyaan.
- Sediakan Sumber Daya Awal: Berikan beberapa bahan bacaan, video, gambar, atau objek fisik sebagai 'pemantik' untuk memicu rasa ingin tahu siswa.
- Bangun Budaya Keamanan: Pastikan siswa merasa aman dan nyaman untuk mengajukan pertanyaan, bahkan pertanyaan yang 'sederhana' atau 'aneh'. Tegaskan bahwa semua pertanyaan itu berharga.
- Jelaskan Aturan Dasar: Bimbing siswa tentang cara merumuskan pertanyaan yang jelas dan fokus.
2. Menggali Pertanyaan dari Siswa (Question Generation)
- Aktivitas Brainstorming: Minta siswa untuk mencatat semua pertanyaan yang muncul di benak mereka terkait topik yang diberikan. Ini bisa dilakukan secara individu, berpasangan (Think-Pair-Share), atau dalam kelompok kecil.
- Teknik Question Formulation Technique (QFT): Ini adalah metode terstruktur untuk membantu siswa menghasilkan, menyempurnakan, dan memprioritaskan pertanyaan mereka.
- Kategorisasi Pertanyaan: Setelah mengumpulkan pertanyaan, bantu siswa mengkategorikannya (misalnya, pertanyaan faktual, pertanyaan konseptual, pertanyaan evaluatif, pertanyaan hipotetis, pertanyaan investigasi).
- Memilih Pertanyaan Kunci: Dorong siswa untuk memilih satu atau beberapa pertanyaan yang paling menarik atau menantang untuk mereka selidiki lebih lanjut. Guru bisa membantu membimbing pilihan ini agar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3. Eksplorasi dan Investigasi (Inquiry and Investigation)
- Merencanakan Penyelidikan: Setelah pertanyaan kunci dipilih, bimbing siswa untuk merencanakan bagaimana mereka akan mencari jawabannya. Ini bisa melibatkan penelitian di perpustakaan/internet, eksperimen, wawancara, observasi, atau diskusi kelompok.
- Sediakan Akses Sumber Daya: Pastikan siswa memiliki akses ke sumber daya yang relevan dan dapat diandalkan. Ajarkan mereka keterampilan literasi informasi.
- Fasilitasi Diskusi: Selama proses investigasi, guru berperan sebagai fasilitator, memberikan bimbingan, mengajukan pertanyaan pendorong, dan memastikan semua anggota kelompok berkontribusi.
4. Berbagi dan Mempresentasikan Temuan (Sharing and Presentation)
- Format Fleksibel: Beri siswa kebebasan untuk memilih bagaimana mereka ingin mempresentasikan temuan mereka (misalnya, presentasi lisan, poster, laporan tertulis, video, model, debat).
- Sesi Tanya Jawab: Setelah presentasi, adakan sesi tanya jawab di mana siswa lain dapat mengajukan pertanyaan dan memberikan umpan balik konstruktif.
5. Refleksi dan Pertanyaan Baru (Reflection and New Questions)
- Refleksi Individu/Kelompok: Minta siswa untuk merefleksikan apa yang telah mereka pelajari, kesulitan apa yang mereka hadapi, dan bagaimana mereka mengatasi tantangan tersebut.
- Mengembangkan Pertanyaan Lanjutan: Dorong siswa untuk memikirkan pertanyaan baru apa yang muncul dari temuan mereka. Ini adalah inti dari siklus LSWQ yang berkelanjutan, menumbuhkan rasa ingin tahu seumur hidup.
Tantangan dan Solusi dalam Menerapkan LSWQ
Meskipun LSWQ menawarkan banyak manfaat, ada beberapa tantangan dalam penerapannya:
- Siswa yang Pasif: Beberapa siswa mungkin terbiasa dengan model tradisional dan enggan mengajukan pertanyaan.
Solusi: Mulailah dengan pertanyaan pendorong yang sederhana, berikan contoh pertanyaan yang baik, dan ciptakan lingkungan tanpa penilaian. - Manajemen Waktu: Proses inkuiri bisa memakan waktu.
Solusi: Integrasikan LSWQ secara bertahap, alokasikan waktu yang realistis, dan fokus pada kualitas daripada kuantitas pertanyaan yang diselidiki. - Penilaian: Bagaimana menilai pembelajaran dalam model yang fleksibel ini?
Solusi: Gunakan rubrik yang jelas untuk menilai proses (keterampilan bertanya, investigasi, kolaborasi) dan produk (kualitas temuan, presentasi), bukan hanya jawaban akhir. - Kurikulum yang Padat: Kesulitan menyesuaikan LSWQ dengan tuntutan kurikulum.
Solusi: Identifikasi tujuan pembelajaran inti yang dapat dicapai melalui pendekatan LSWQ dan integrasikan pertanyaan siswa dalam konteks topik kurikulum.
Kesimpulan
Model pembelajaran Learning Starts With A Question (LSWQ) adalah pendekatan yang kuat untuk mentransformasi kelas menjadi pusat inkuiri, eksplorasi, dan pemikiran kritis. Dengan menempatkan pertanyaan siswa sebagai titik awal, LSWQ tidak hanya membantu siswa memahami materi pelajaran lebih dalam, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan esensial untuk abad ke-21: kemampuan bertanya, mencari, menganalisis, dan berkolaborasi. Menerapkan LSWQ mungkin memerlukan perubahan paradigma bagi guru dan siswa, tetapi imbalannya berupa peserta didik yang lebih terlibat, mandiri, dan berpikiran kritis sangatlah berharga untuk masa depan pendidikan.
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!